Edward Hutabarat: Batik The Upper Ground
Cheyqua in Indonesia Fashion, Runway Report — May 29th, 2008
Fresh! Inilah satu kata yang saya rasa paling tepat untuk menggambarkan 80 karya Edward Hutabarat dalam peragaan busana yang bertajuk “Batik The Upper Ground”, yang diselenggarakan pada hari Sabtu 24 Mei 2008 kemarin. Sayang sekali saya berhalangan untuk menghadiri undangan Preview Show yang diselenggarakan hari Rabu sebelumnya di Cilandak. Saya mewakili Fashionese Daily yang mendapat kehormatan untuk menghadiri event utama ini.
Bertepatan dengan semangat merayakan 100 tahun Kebangkitan Nasional, koleksi Edward Hutabarat kali ini seolah turut menjadi bagian dari bentuk Kebangkitan Nasional dengan mengangkat kembali pesona Batik. Kehadiran Ibu Wakil Presiden juga turut meramaikan peragaan busana Edward kali ini. Dengan desain panggung runway yang berada tepat di tengah kolam renang The Sultan Hotel (atau yang dulu dikenal dengan nama Hilton), para model berlenggak-lenggok ceria memeragakan hasil karya sang perancang spesialis busana Nasional yang malam itu sukses memukau para undangan dengan kemahirannya merancang pakaian siap pakai dalam balutan kain Batik.
Seperti merayakan datangnya musim panas, perancang yang akrab disapa Edo ini menawarkan busana-busana santai dengan menggunakan kain batik berwarna cerah. Tabrak motif seolah menjadi suatu hal yang sah-sah saja, menyatukan batik yang penuh motif dengan aksen polkadot atau garis-garis justru terlihat semakin indah dan menyenangkan. Minidress bersiluet lebar dan celana pendek yang menggelembung seperti balon pun nampak mendominasi karya-karya Edo. Permainan detail patchwork pada beberapa koleksinya juga turut menegaskan sisi kreatif Edo dalam merancang busana. Motif batik yang digunakan sebetulnya sederhana, begitupula dengan beberapa desain yang cenderung simpel namun tetap bernafaskan kebebasan jiwa muda. Meskipun demikian, Edo tetap menampilkan sisi modern dari karyanya dalam bentuk jumpsuit batik berpotongan pendek yang telihat begitu menarik. Di pengujung show, Edo menampilkan gaun-gaun batik berbahan satin maupun sutra dengan tekstur lembut dan ringan yang menyuntikkan sensasi cantik, anggun dan seksi pada saat yang bersamaan.
Dalam label Part One, Edo mempromosikan batik ke kancah dunia fashion global demi mengangkat citra batik yang selama ini lekat dengan istilah tradisional. Meskipun Edo mengemas batik menjadi lebih modern, namun ia tetap menjaga keluhuran masa lampau. “Saya ingin memperlihatkan bahwa batik memang unggul di masa lalu. Harus tetap unggul pada masa kini dan yang akan datang. Batik bukan lagi produk masa lampau, tapi masa kini dan masa depan.”
Saya setuju dengan penempatan kata ‘masa depan’ di akhir opini Edo tersebut. Sebagai bangsa yang mencintai budayanya, kita harus dapat mempertahankan Batik di masa depan. Bukan dengan menjadikannya sebagai sebuah trend semata karena trend suatu saat akan berlalu dan ditinggalkan, melainkan menjadi sebuah signature style yang harus dimiliki oleh setiap rakyat Indonesia. Let the whole world know that Batik is Indonesians’ signature style, and when people from other countries wear it, then we can say that Batik is a trend now!
Comments
kalo disblmnya dia banyak menampilkan mini2, yg kemarin ini banyak maxi dan flowy, mostly made from silk and chinese silk print gitu... sayang nggak bawa foto :p
now accompany to you above superior designer replica handbags
that not alone mark a appearance account for you. The designer handbags
in fact cannot be differentiated. designer bags
are accessible at costs acceptable to the abridgement chic customers.